BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agama Hindu merupakan agama tertua di
dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah
melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia.[9] Menurut penelitian yang dilakukan oleh
para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan,
antara lain henoteisme,
panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang paling banyak
dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda,
Agama Hindu Dharma
dan Adwaita Wedanta),
sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme)
kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat
Hindu pada umumnya karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti
agama Hindu tidak secara menyeluruh.
Dalam
agama Hindu pada umumnya, konsep yang dipakai adalah monoteisme. Konsep tersebut dikenal sebagai
filsafat Adwaita Wedanta
yang berarti "tak ada duanya". Selayaknya konsep ketuhanan dalam
agama monoteistik lainnya, Adwaita Wedanta menganggap bahwa Tuhan
merupakan pusat segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan
dikenal dengan sebutan Brahman.
Dalam
keyakinan umat Hindu, Brahman merupakan sesuatu
yang tidak berawal namun juga tidak berakhir. Brahman merupakan pencipta
sekaligus pelebur alam semesta. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh
alam semesta. Brahman merupakan asal mula dari segala sesuatu yang ada di
dunia. Segala sesuatu yang ada di alam semesta tunduk kepada Brahman tanpa
kecuali. Dalam konsep tersebut, posisi para dewa
disetarakan dengan malaikat dan enggan untuk
dipuja sebagai Tuhan tersendiri, melainkan dipuji atas jasa-jasanya sebagai
perantara Tuhan kepada umatnya.
Filsafat
Adwaita Wedanta menganggap tidak ada yang setara
dengan Brahman, Sang pencipta alam semesta. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman
hanya ada satu, tidak ada duanya, namun orang-orang bijaksana menyebutnya
dengan berbagai nama sesuai dengan sifatnya yang maha kuasa. Nama-nama
kebesaran Tuhan kemudian diwujudkan ke dalam beragam bentuk Dewa-Dewi, seperti
misalnya: Wisnu, Brahma, Siwa, Laksmi, Parwati, Saraswati, dan lain-lain. Dalam Agama Hindu
Dharma (khususnya di Bali), konsep Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan suatu bentuk
monoteisme asli orang Bali.
1.2.Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian
Bhuana Agung?
2.
Jelaskan asal mula
alam semesta beserta unsur-unsurnya?
3.
Jelaskan pengertian
Pralaya, Srti, Sapta Loka dan Sapta Petala ?
1.3.Tujuan
Akhir Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini kami mengharapkan :
a. Mampu
menjelaskan proses terciptanya bhuana agung.
b. Mampu
mengklasifikasi unsur-unsur bhuana agung .
c. Mampu
menjelaskan proses pralaya
d. Mampu
menguraikan hubungan bhuana agung .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN BHUANA AGUNG
Kata
bhuana agung adalah istilah yang dipergunakan dalam agama hindhu untuk
menyebutkan alam semesta atau alam raya. Bhuana agung juga disebut dengan
istilah Makrokosmos,jagat raya, alam besar, dan Brahmanda. Semua gugusan:
matahari, planet, bintang, bumi, bulan dan yang menjadi isi alam semesta ini
disebut Bhuana Agung. Kitab Brhad aranyaka upanisad, menjelaskan bahwa bhuana
agung diciptakan oleh Tuhan. Ida Sang Hyang widhi Wasa yang abstrak/ niskala
dilukiskan dalam wujud personifikasi sebagai alam semesta ini.
Bhuana
Agung artinya alam raya ( besar ). Jadi semua yang ada di alam semesta ini
termasuk gugusan bintang, matahari, planet, bumi dengan segalaisinya ini yang
disebut bhuana agung. Istilah lainnya adalah jagat raya,makrokosmos, atau
brahmanda.Penggambaran jagat raya termasuk proses penciptaannya banyak
diuraikandalam beberapa kitab suci Hindu Seperti Brhad Aranyaka Upanisad,
BrahmandaPurana, Agastya Parwa dan sebagainya.Kapan sesungguhnya alam semesta
ini tercipta, sangat sulit dipastikan,mengingat keterbatasan kemampuan dan umur
manusia. Bebrapa peneliti danilmuwan mencoba untuk membuat teori tentang
penciptaan alam semestatetapi tidak satupun dapat memastikan kapan alam ini tercipta.Menurut
Ktab-kitab suci Hindu teori penciptaan jagat raya banyak diuraikanyang jika
dicermati dan dipelajari dengan penuh keyakinan maka alam semestaini mengalami
keadaan dimana jagat raya ini pernah tidak ada, lalu ada,kemudian tidak ada
lagi, demikian seterusnya berulang-ulang.Pada saat alam semesta ini meng”ada”
disebut masa “ Srsti “ atau “ Brahmadiwa “ ( siang hari Brahma ).Sedangkan
pada waktu alam ini meniada disebut “ Pralaya ” atau “ Brahmanakta ” ( malam
hari Bharma ).Masa Srsti digabungkan dengan masa Pralaya disebut satu Kalpa
atau satuhari Brahman.
Proses
dari tidak ada menjadi ada alam semesta ini berlangsung secaraberjenjang, dari
jenjang yang amat halus dan tidak berwujud ( gaib / niskala )sampai pada
jenjang yang berwujud dan sangat kasar ( nyata / sekala )
2.2.
ASAL MULA ALAM SEMESTA DAN UNSUR- UNSURNYA
Alam
semesta juga disebut alam besar, alam raya, jagat raya Makrokosmos “ Bhuana
Agung”. Kapan sesungguhnya semua itu tercipta, secara pasti tentu sangat sulit
untuk mengetahuinya, lebih lebih bila dihubungkan dengan keberadaan umur
manusia yang sangat terbatas adanya. Namun demikian, para ahli mencoba untuk
menafsirkan keadaanya.
Alam
semesta atu Bhuana Agung ini dahulu kala pernah tidak ada, lalu ada, kemudian
tidak ada lagi dan demikian seterusnya berulang ulang kali. Pada saat alam
semesta ini meng “ada” disebut masa “Srsti” atau “Brahmadiwa” (siang hari
Brahma) dan ketika alam semesta ini meniada disebut “pralaya” atau “Brahma
Nakta”( malam hari Brahma). Jika masa Srsti atau Brahmadiwa digabungkan dengan
masa pralaya atau Brahma Nakta maka disebut satu harii Brahma atau satu
“Kalpa”. Peristiwa mengadanya alam semsta ini berlangsung secara berjenjang,
dari jenjang yang teramat gaib (niskala) atau halus sampai pada jenjang yang tampak
berwujud (sekala) atau sangat kasar.
Pada
mulanya tiada apa apa, yang ada hanyalah Tuhan yang disebut Paramasiwa atau
nirguna Brahma yang berwujud sunyi sepi, kosong dan hampa. Kemudian tuhan
Paramasiwa atau nirguna brahma menjadikan dirinya sadasiwa atau saguna brahma.
Dalam keadaan demikian, tuhan telah menjadi atau berwujud Purusa atau Prakrti.
Purusa adalah unsure dasar yang bersifat kejiwaan atau rohani, sedangkan
Prakrti adalah unsure dasar yang bersifat kebendaan atau jasmani. Purusa dan Prakrti
keduanya bersifat sangat halus, tidak dapat diamati dan tanpa permulaan.
Prakrti
adalah asas kebendaan, memiliki Tri Guna: Satwam, Rajas, Tamas. Satwam adalah
unsure Tri guna yang memiliki sifat dasar terang atau menerangi. Rajas adalah
unsure Tri Guna yang memiliki sifat dasar aktif dan dinamis, sedangkan Tamas
adalah unsure Tri Guna adalah unsure Tri guna yang memiliki sifat gelap atau
berat. Sebagai akibat adanya kerjasama antara Purusa dan Prakrti tersebut
menyebabkan kekuatan Tri guna menjadi tidak seimbang. Pada mulanya kekuatan
Satwam lebih besar dari Rajas dan Tamas maka lahirlah yang disebut “ Mahat “.
Yang berarti “Maha Agung”. Dari mahat ini muncullah Budhi. Budhi adalah asas
atau benih kewajiban yang tertinggi, fungsinya adalah untuk menentukan
keputusan. Budhi adalah bersifat Satwam sehingga keputusanya bersifat
bijaksana. Selanjutnya dari budhi inilah lahir yang disebut dengan nama
“ahamkara”, yaitu asas kedirian atau individualis. Kemudian dari ahamkara ini
lahirlah yang disebut manas, yaitu akal atau pikiran yang berfungsi untuk
berpikir. Bersumber dari manas selanjutnya lahirlah Panca tan matra.
Lebih
dari sapta patala disebutkan masih terdapat 2 lapisan lagi yang disebut, Balaga
darba Maha Naraka (ruang perantara di dalam bumi) dan kalagni rudra (ruang inti
bumi) yang mempunyai suhu panas sangat hebat. Demikianlah sastra sastra agama
menjelaskan tentang asal mula alam semesta beserta unsure unsurnya yang sangat
halus bersumber dari Tuhan. Unsur tersebut dievokusi pada “Srsti” sehingga
menjadi keras atau padat, dan nanti pada saat peleburan “Pralaya” dijadikan
sangat halus oleh –Nya.
2.3. Pralaya
Pralaya
adalah masa dimana alam semesta ini tidak ada. Proses pralayamenurut beberapa
kitab suci Hindu digambarkan sebagai berikut ;
1. Dimulai
dari hancurnya ikatan api atau matahari yang kemudianmenyebar keseluruh alam
semesta.
2. Dari
sebaran api yang sangat dahsyat ini menyebabkan semua zat cairmenguap, semua
zat pada meleleh kemudian menguap.
3. Semua
mahluk hidup mati dan hancur.
4. Unsur-unsur
Panca Maha Bhuta kembali menjadi atom yang amat halussekali.
5. Alam
jagat raya dipenuhi hawa panas kemerahan dan dentumanhalilintar yang sambung
-menyambung dengan dahsyat.
6. Selanjutnya
alam semesta menjadi tidak ada selama satu kalpa ataukurang lebih 432 juta tahun
manusia.
Pada
saat alam ini tidak ada Tuhan menarik kembali semua manifestasi beliau dialam
kemudian menjadikan diri dalam wujud sepi, kosong dan hampa. Padakondisi
seperti ini beliau disebut Paramasiwa atau Nirguna Brahman.
2.4. Srsti
Setelah
alam ini tidak ada pada masa pralaya , proses terciptanya alam semesta dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Tuhan
Paramasiwa atau Nirguna Brahma menjadikan diri-Nya Sada Siwa ( Saguna
Brahma ) yang berwujud Purusa dan Prakiti .
2. Purusa
adalah unsur dasar kejiwaan atau rohani, sedangkan prakirtiadalah unsur dasar
kebendaan atau jasmani. Purusa dan prakirtikeduanya sangat halus dan tidak bisa
diamati, tanpa permulaan dantanpa akhir.Hal ini disebutkan dalam Bhagawad Gita,
Bab XIII sloka 20.
3. Dari
Unsur Prakirti lahirlah Triguna yaitu; Sattwam, Rajas, dan Tamas.Sattwam adalah
unsur yang bversifat terang dan tenang. Rajas unsuryang memiliki sifat dasar
dinamis dan aktif. Sedangkan Tamas adalahunsur yang meiliki sifat dasar gelap
dan berat
4. Perpaduan
Purusa dan Prakirti menyebabkan Triguna tidak seimbang.Padamulanya Unsur
Sattwam yang mendominasi maka lahirlah yang disebut Mahat yang berarti Maha
Agung.
5. Dari
Mahat terciptalah alam Citta yang didalamnya terdiri dari tiga unsuryaitu
Budhi, manah dan ahamkara yang tercipta secara berurutan.
6. Alam
citta yang pertama muncul adalah Buddhi , yaitu unsur kejiwaantertinggi yang
berfungsi untuk menentukan keputusan. Budhi bersifatsattwam sehingga setiap
keputusannya bersifat bijaksana.
7. Dari Buddhi selanjutnya lahir Ahamkara,
yaitu benih kejiwaan yangbersifat kedirian atau individu. Fungsinya adalah
untuk merasakan
8. Selanjutnya
dari Ahamkara lahirlah yang disebut Manas, yaitu akal ataupikiran yang
berfungsi untuk berpikir.
9. Evolusi
berikutnya dengan pengaruh triguna dengan imbangan yangberbeda terciptalah Dasendriya
, yang terdiri dari
Panca Buddhindriya terdiri
dari
a) Srotendriya
( rangsang pendengar )
b) Twakindriya
( rangsang perasa )
c) Caksundriya
( rangsang penglihatan )
d) Jihwendriya
( rangsang pengecap )
e) Granendriya
( rangsang pencium )
Panca
Karmendriya terdiri dari;
a) Garbhendriya
( rangsang penggerak perut )
b) Panindriya
( rangsang penggerak tangan )
c) Padendriya
( yangsang penggerak kaki )
d) Payundrita
( rangsang penggerak pelepasan )
e) Upasthendriya
/ Bhagendriya ( rangsang penggerak kelamin )
10. Selanjutnya
lahirlah Panca Tanmatra yaitu lima unsur zat yang sangathalus terdiri dari :
a) Sabda
Tanmatra ( sari suara )
b) Sparsa
Tanmatra ( sari rabaan )
c) Rupa
Tanmatra ( sari warna )
d) Rasa
Tanmatra ( sari rasa )
e) Ganda
Tanmatra ( sari bau )
11. Dari
Panca Tanmatra selanjutnya muncul Panca Maha Bhuta , yaitu limamacam unsur zat
alam yang bersifat kasar, terdiri dari:
a) Akasa
( ether atau ruang )
b) Wayu
( hawa atau udara )
c) Teja
( api )
d) Apah
( zat cair )
e) Prthiwi
( zat padat )
12. Dari
Panca Maha Bhuta inilah kemudian berkembang menjadi alamsemesta beserta isinya
yaitu mahluk hidup yang ada di bumi termasuk manusia.
Dari
uraian di atas jelaslah bahwa semua yang ada di alam ini mengalir danlahir dari
Tuhan dan pada saatnya nanti akan kembali lagi ke dalam tubuh-Nya yang menjadi
kosong dan hampa
2.5. Sapta
Loka
Bumi
sebagai salah satu Brahmanda hasil pembentukan Panca Maha Bhutamemiliki
lapisan-lapisan. Lapisan bumi menuju ruang jagat raya disebut Sapta Loka.
Lapisan-lapisan
ini berdasarkan kuat atau lemahnya pengaruh Panca Maha Bhuta.
Sapta
Loka terdiri dari :
1.Bhur loka ( alam manusia )
2.Bhuwah loka ( alam pitara )
3.Swah Loka ( alam dewa )
4.Maha loka
5.Jana loka
6.Tapa loka
7.Satya loka ( ruang vakum= Nirguna
Brahma )
2.6. Sapta
Patala
Sapta patala adalah lapisan bumi dari
permukaan sampai dengan inti bumi,terdiri atas :
1.Patala ( kulit bumi )
2.Watala
3.Nitala
4.Mahatala
5.Sutala
6.Tala-tala
7.Rasa talaLebih dalam dari sapta patala masih
terdapat dua lapisan lagi yaitu :
a.Balagarba maha naraka ( ruang
perantara di dalam bumi )
b.Kalagni Rudra ( ruang inti bumi )
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari
pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa pengertian bhuanan agung adalah
semua yang ada di alam semesta ini termasuk gugusan bintang, matahari, planet,
bumi dengan segalaisinya ini yang disebut bhuana agung. Istilah lainnya adalah
jagat raya,makrokosmos, atau brahmanda.Penggambaran jagat raya termasuk proses
penciptaannya banyak diuraikandalam beberapa kitab suci Hindu Seperti Brhad
Aranyaka Upanisad, BrahmandaPurana, Agastya Parwa dan sebagainya.Kapan
sesungguhnya alam semesta ini tercipta, sangat sulit dipastikan,mengingat
keterbatasan kemampuan dan umur manusia.
3.2
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi
dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca
tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan, kritik beserta saran yang
bersifat membangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar